Minggu, 10 November 2013

C'solo El Presidente

 

 

KEHIDUPAN DAN KARIER

 Massimo Moratti lahir 16 Mei 1944 adalah seorang taipan minyak Italia. Moratti adalah putra keempat Angelo Moratti, pemilik dan presiden Inter pada masa keemasannya dari tahun 1955 hingga 1968.Dia adalah pemilik dan Presiden klub sepakbola Football Club Internazionale Milano dan Chief Executive Officer (CEO) Saras SpA

Moratti adalah putra keempat Angelo Moratti, yang merupakan pemilik dan Presiden Klub Sepakbola Internazionale Milano selama "Golden Age" era 1955-1968. Saudaranya istri Letizia adalah Walikota Milan 2006-2011. Lahir di Chiesanuova Bosco, dekat ke Verona, dia adalah lulusan dari Libera Università degli Studi Internazionale Guido Carli Sociali.

Pada saat ayahnya wafat, dia mewarisi saham ayahnya di Saras, perusahaan yang bergerak dalam industri minyak bumi dan gas, selain menjadi CEO di Saras Moratti juga Moratti adalah pemilik Sarlux, ,sebuah perusahaan yang berfokus pada produksi listrik dari limbah minyak yang kantor pusatnya di Cagliari. Menikah dengan aktivis lingkungan Emilia Moratti pasangan ini memiliki lima anak. Pada tanggal 10 September 2009, Sauro Gori mengumumkan bahwa Moratti telah ditunjuk Duta Besar PBB untuk urusan perbaikan lingkungan.



Pada Mei 2011, Moratti di tawarkan untuk mendukung saudara istrinya, Letizia maju dalam pemilihan Wali Kota Milan. Hal ini Moratti lakukan karena dia terpanggil untuk melakukan perubahan, apalagi rival yang dihadapi Letizia waktu itu adalah Giuliano Pisapia yang didukung langsung oleh President Ac. Milan Silvio Berlusconi untuk menjadi walikota Milan. Karena hal itulah, persaingan antara Moratti dan Berlusconi pun berlanjut ke ranah politik. 


PERAN MORATTI DI INTER

 

 Moratti mengambil alih jabatan presiden Inter dari Ernesto Pellegrini pada tahun 1995, selama periode awal kepemimpinan Moratti, inter dianggap kurang berprestasi, Namun, di bawah kepemimpinan Moratti berikutnya sejak tahun  2006 – 2011 inter berlimpah prestasi yang sangat membanggakan, seluruh gelar nyaris didapatkan, bahkan ditahun 2007 inter mem buat rekor kemenangan 17 kali berturut – turut dan sampai sekarang rekor tersebut belum ada yang memecahkan, selain rekor tersebut, tetunya rekor lainnya yang sangat membanggakan adalah keberhasilan inter menyabet treble winner untuk pertama kalinya, khusus di Italia baru inter yang bisa melakukan hal tersebut.

Moratti juga sempat meletakkan jabatannya tepatnya pada tahun 2004 lalu, karena desakkan yang sangat kuat kepada Moratti untuk mundur terus terjadi dan akhirnya pada tanggal 19 Januari 2004, Moratti memundurkan diri sebagai President inter dan posisinya digantikan oleh Giancinto Facchetti. Namun pada tahun 2006 Moratti kembali lagi menjabat sebagai president inter menggantikan Giancinto Facchetti karena Facchetti meninggal dunia akibat penyakit kanker yang dia derita. Telah lama ambisi Massimo untuk mengembalikan Inter ke puncak kejayaan seperti yang dilakukan oleh ayahnya dulu. Bersama inter, Moratti telah memenangkan satu Piala UEFA (1998), lima Scudetto  Serie A (2006, 2007, 2008, 2009, 2010), empat Coppa Italia (2005, 2006, 2010, 2011), empat Supercoppa Italiana (2005, 2006, 2008, 2010), satu Liga Champions (2010) dan satu FIFA Club World Cup (2010).


Moratti disebutkan telah menghabiskan uang sekitar € 300 juta (jika dirupiahkan sekitar 4 triul rupiah) di  bursa transfer sejak ia mengambil alih jabatan sebagai presiden inter. Pada bulan Juli 1999, Moratti membuat rekor transfer dunia € 48.000.000 untuk pembelian striker Christian Vieri dan masih banyak lagi pemain hebat yang dibeli Moratti, tentunya dengan harga yang “hebat” juga. Seperti  Ronaldo, Javier Zanetti, Laurent Blanc, Angelo Peruzzi, Julio Cesar, Maicon, Adriano, Hernan Crespo, Roberto Baggio, Iván Zamorano, Zlatan Ibrahimovic, Luis Figo, Patrick Vieira , Samuel Eto'o, Wesley Sneijder, Juan Sebastián Verón, Diego Milito, Lucio, Alvaro Recoba dll.

 

SARAS DAN INTER

 

 Seperti yang kita ketahui, Moratti adalah seorang pengusaha sukses dan pemilik salah satu klub sepakbola terbaik didunia. Tentunya untuk menjalankan kedua “usaha”nya tersebut dibutuhkan waktu, fisik dan mentak yang sangat kuat. Moratti pun mengatakan. “ ini sangat menggairahkan.” Anda bisa melakukan banyak hal untuk mengurusi semuanya.” Jika dikantor, saya biasa membaca banyak dokumen, bertemu dengan banyak orang untuk urusan bisnis, jika saya berada di Appiano Gentile pun seperti itu juga, saya juga bertemu dengan banyak orang dan membicarakan banyak hal. Apakah saya keletihan ,menjalankan aktivitas seperti itu?” tentu tidak, justru kesibukkan seperti itulah yang membuat saya selalu sehat dan karena hal itu juga saya tidak menyangkan jika usia saya akan memasuki usia 70 tahun, padahal saya merasa bahwa usia saya baru menginjak 40 tahun”.

Moratti pun menjelaskan bahwa kesibukkannya di SARAS juga diimbanginya dengan terus memantau aktivitas inter. Jika tidak ada halangan Moratti selalu hadir untuk menyaksikan para pemain inter berlaga, baik kandang maupun tandang. “ hal yang paling penting dari semua ini adalah keseimbangan” anda tidak bisa selalu berada dikantor, terkadang kita juga butuh penyegaran, sebaliknya jika anda tidak pernah berada dikantor, dari mana anda mendapatkan uang untuk menghidupi klub ini”

Bagi Moratti SARAS dan inter adalah dua hal yang sangat penting bagi dirinya. Sampai kapanpun Moratti tidak akan pernah melepas keduanya. “ SARAS dibangun lewat kerja keras keluarga Moratti ada banyak orang yang ingin mengakuisisi perusahaan saya, tapi saya katakana tidak”.


MORATTI DAN RIVALITAS DI MILAN

 

 Tidak bisa dibantahkan lagi, selain dikenal sebagai kiblat fesyen dan mode dunia, Milano juga terkenal sebagai kiblat sepak bola dunia. Di kota tersebut hadir dua klub sepak bola yang memiliki sejarah panjang dan prestasi luar biasa, sama – sama mengusung nama Milano, yang satu menusung nama Associazione Calcio Milan atau yang lebih dikenal dengan Ac. Milan dan yang satu lagi menggunakan nama Internazioanle Milan atau yang lebih familiar dengan sebutan Inter Milan. Rivalitas kedua kubu tersebut pun selalu panas. Menanggapi hal tersebut, Moratti pun memberikan pendapatnya. “ tidak bisa dibantah lagi, hanya di Milan terdapat dua klub yang memiliki sejarah panjang dan prestasi hebat di sepak bola. “ memang banyak derby panas lainnya, namun tidak ada yang sehebat di Milan. “ di Spanyol memang ada el clasico, namun Madrid dan Barca bukan klub yang berada dalam satu kota. Begitu juga di Manchester, hanya United yang superior, namun tidak dengan City. Hanya di Milan dua klub dalam satu kota yang memiliki sejarah panjang dalam sepak bola”. Ujar Moratti.

Moratti pun melanjutkan. “ sudah pasti, jika terdapat dua klub dalam satu kota tentunya salah satunya ingin menunjukkan dominasi dan eksestensinya. Begitu juga yang terjadi di Milan. “ harus diakui, pada masa sebelumnya Ac. Milan begitu mendominasi, namun sekarang setidaknya kami sejajar dengan mereka.” “ apa yang dulu mereka dapatkan, sekarang kami dapatkan”. “ Jika mereka memiliki Maldini yang sudah mendapatkan caps sebanyak 1000 kali, kami juga punya Zanetti yang juga melakukan hal sama”. “jika mereka dulu pernah mempunyai Ancelotti yang telah memberikan dua gelar champion kepada Milan, kami juga punya Mourinho yang telah memberikan tiga gelar sekaligus kepada kami.” “Selain itu, untuk menunjukkan bahwa kami lebih “mampu” dari pada Milan, kami telah membangun stadion sendiri yang letaknya tidak jauh dari pusat kota Milan. Ini kami lakukan untuk menunjukka bahwa kami lebih baik dari pada Milan”. Ujar Moratti.


Selain rivalitas didalam sepak bola, Rivalitas Moratti dan Milan pun berlanjut ke ranah politik. Ini terjadi pada pemilihan walikota Milan pada tahun ini. Moratti mendukung saudara iparnya Letizia yang mencalokan diri sebagai calon walikota Milan, sedangkan lawan yang dihadapi adalah Giuliano Pisapia yang tidak lain adalah orang kepercayaan Silvio Berlusconi di Ac. Milan. Namun sayangnya calon yang diusung Moratti kalah dalam pemilihan walikota tersebut. Mengenai hal tersebut Moratti menjawab.   “pada dasarnya, saya dan Silvio berteman baik. Kami sering bertemu dan mendiskusikan banyak hal, dia adalah pria yang sangat menyenangkan, namun disatu sisi, saya bersaing dengannya. Harus diakui bersaing dengan Silvio sangat menarik dan menyenangkan, tidak hanya dilingkup sepak bola, kami bersaing diberbagai bidang lainnya”. Tutur Moratti.


MORATTI DAN CALCIOPOLI


 

Pada tahun 2006 publik sepak bola di Italy bahkan dunia dikejutkan dengan skandal luar biasa yang menyeret banyak klub termasuk dua klub raksasa Juventus dan Ac. Milan. Kasus ini didalangi oleh Luciano Moggi yang merupakan bekas direktur teknik Juventus yang terbukti telah penyuap para wasit di Italy untuk memuluskan jalan Juventus menjadi juara. Sebagai hukumannya Luciano Moggi dilarang aktif disepak bola seumur hidup dan Juventus didegradasi ke seri B dan gelar scudetto 2005-2006 pun dicabut. Namun perkembangan terbaru menyebutkan bahwa yang menjadi actor utama dibalik skandal tersebut adalah Moratti dan inter. Hal ini ditambah dengan pengakuan bekas pemain Inter Christian Vieri yang mengaku telponnya pernah disapad oleh Moratti. Moratti pun memberikan tanggapannya mengenai hal tersebut. “sangat tidak masuk akal, dari mana awalnya kami bisa terlibat”. Ujar Moratti. “pengadilan telah jelas – jelaskan mengatakan bahwa Inter tidak punya kaitan apapun mengenai kasus tersebut”. “jika kami terlibat, sudah dari pertama kami dihukum, namun sampai sekarang kami tidak dihukum itu artinya bahwa kami tidak terlibat sama sekali” tutur Moratti. Mengenai penyadapan telpon yang Vieri katakan, Moratti menganggapinya dengan santai, “ saya bukan pengaguran yang tidak punya pekerjaan melakukan hal konyol seperti. Saya memiliki banyak bisnis yang harus diselesaikan. Dan waktu saya tak pernah ada untuk melakukan hal bodoh seperti itu” ungkap Moratti.

Sering berjalannya waktu, kasus calciopoli pun terus bergulir dan banyak bukti baru yang ditemukan dan terus berhubungan dengan inter, yang terbaru adalah ditemukannya transkip percakapan wasit yang bernama Paolo Bergamo dengan Moratti yang membicarakan mengenai pertandingan Piala Italy pada tahun 2005, entah sengaja atau tidak partai yang dipimpin oleh Bergamo tersebut dimenangi inter 3-1 melawan Bologna dan kembali inter terseret. Moratti pun memberikan pembelaannya. “ hal yang wajar jika kita bertemu dengan wasit sebelum bertanding. Saya sering melakukan hal tersebut. Dulu kietika Collina masih aktif saya sering bertemu dan berbicara dengan dirinya. “ dan juga seperti yang anda ketahui, sidang terbaru calciopoli lagi – lagi tidak mengatakan bahwa kami terlibat. “jadi dimana keterlibatan kami?”. Namun saya tidak akan menuntut siapapun. Itu hanya dilakukan oleh sekumpulan orang yang sakit hati kepada inter. “ mereka mencoba melempar aib mereka kepada inter, namun sedihnya mereka gagal, malah sebaliknya, aib mereka semakin terbuka lebar, mereka panic dan mencoba melempar kepada kami, namun mereka tak berhasil, karena inter adalah klub yang dibangun dan dibesarkan dengan jiwa sportivitas dan menjujung tinggi fair. “ biarlah mereka ingin berbicara apa, yang buruk  tetaplah buruk, yang baik tetaplah yang baik”. Pungkas Moratti.


KESAN, PESAN DAN HARAPAN MORATTI KEPADA INTER

 

 Sebagai seorang yang telah berkecipung didunia sepak bola sejak puluhan tahun banyak sudah pengalaman yang telah didapat dan ditemui oleh Moratti. Sejak kecil sering dibawa oleh ayahnya menyaksikan inter berlatih dan bermain membuat Moratti kecil menyukai sepak bola dan mencintai klub ini. “ saat pulang sekolah dulu, ayah sendiri yang menjemput saya dan membawa saya melihat inter berlatih. Ayah mengatakan kepada saya, kelak, klub ini akan semakin besar dan Berjaya, jika nanti klub ini ada ditanganmu, harapan ku hanya satu, teruskan dan bangun klub ini dengan ketulusan dan jangan sampai dikotori dengan hal – hal yang bisa merusak sportivitas. Itulah pesan ayah saya dulu kepada saya” ujar Moratti.

Dan akhirnya pada tahun 1995 Moratti resmi memimpin inter, meneruskan perjuangan ayahnya dulu, walaupun sempat memundurkan diri pada tahun 2004, namun Moratti kembali memimpin Inter pada tahun 2006. Tentunya hampir 17 tahun berada didalam lingkup kekuasaan inter banyak kesan yang dia dapatkan. “ sangat mengesankan. Setiap tahunnya lebih dari sepuluh orang datang ke klub ini. Entah itu sebagai pemain, sebagai pelatih, sebagai official, sebagai juru masak tentu hal tersebut sangat menyenangkan”. “ saya telah bertemu dengan berbagai macam orang dengan kepribadian dan latar belakang yang bermacam – macam. Saya mengenal Africa lebih jauh dari mereka yang berasal dari Africa, saya juga mengetahui kehidupan di karimbia, saya juga pernah berbicara dengan orang Tukey dan sekarang saya telah mengenal Jepang dari pemain yang berasal dari Negara tersebut.” Ujar Moratti.

“ karena hal tersebut saya merasa masih sangat muda, saya tidak menyangka bahwa saya akan berusia 70 tahun, padahal yang merasa baru akan menginjak usia 40 tahun. “ dengan aktivitas tersebut bisa membuat anda lebih sehat dan segar. Bertemu dan berbicara dengan banyak orang dari berbagai penjuru dunia dengan latar belakang yang berbeda, sangatlah menyenangkan” imbuh Moratti.

Mengenai harapan dan pesannya kepada klub yang telah dia pimpin lebih dari 15 tahun ini, Moratti pun menyampaikannya. “ klub ini telah menjadi besar, bahkan menjadi salah dari lima klub terbaik didunia. Apa yang telah saya lakukan semata – mata ingin menjalankan pesan ayah saya yang diamanatkan kepada saya bahwa klub ini harus menjadi besar dan menjadi lebih baik lagi. “semuanya telah didapat, baik dari ajang domestic maupun internasional”. “ begitu juga dengan pemain dan pelatih, banyak sudah pria – pria hebat dan luar biasa mampir diklub ini. “semuanya sangat hebat dan emosional” ujar Moratti.

“ semoga untuk kedepannya klub ini terus menujukkan konsistensi dan dominasinya, baik di ajang domestic maupun internasional dan juga klub ini bisa memenuhi semua expectasi dan harapan yang menjadi keinginan semua pihak, baik fans, penggemar dan semua yang mencintai klub ini”. Sambung Moratti. (CPI)
 

CINTA MORATTI BUKAN CINTA BUTA


 Raut wajahnya begitu sendu dengan mata berkaca-kaca. Pemandangan yang tak biasa, karena sejatinya dia kerap menjadi yang paling ceria di antara sahabat-sahabat terdekat saya. Namun, sebuah keputusan, yang mungkin terberat dalam hidupnya, telah membuat kondisi hatinya tak karuan.

“Akhirnya gue harus melepas dia,” ucapnya coba memecah keheningan. Saya langsung tahu apa maksud dari perkataan itu. Dia memang sempat bicara soal niat melepas seseorang yang paling berharga dalam hidupnya selama lima tahun terakhir. Ya, dia baru saja merelakan kekasih yang sangat dicintainya pergi.
Saya sangat memahami kepedihan hatinya. Saya pun cukup tahu betapa dia sangat mencintai kekasihnya itu. Bahkan, dia rela berkorban banyak hal demi membahagiakannya. Sampai puncaknya, dia pun harus rela berpisah. Bukan karena cintanya meluntur. Semua karena dalih kebahagiaan, terutama untuk kekasihnya itu.
“Elo semua boleh mencibir. Boleh bilang kalau gue nggak berani memperjuangkan apa yang dicintai. Tapi, cinta nggak melulu soal bagaimana kita memperjuangkannya. Adakala langkah sebaliknya justru harus di ambil. Terkadang, pengorbanan besar pun harus dilakukan, termasuk mengesampingkan ego. Dan mungkin inilah yang baru gue lakukan,” bilang dia lagi.
Saya coba mencerna perkataannya itu. Sampai akhirnya saya pun mengerti keputusan berat yang diambil. Saya menyadari, cinta terkadang memang rumit. Tapi bukan berarti kita harus buta dan tuli karena cinta. Mungkin itu pula yang dilakukan taipan minyak asal Italia, Massimo Moratti saat harus melepas hal yang paling dicintainya, Internazionale Milan.
Kecintaan Moratti terhadap klub yang dipimpinnya selama hampir dua dekade itu memang tak terbantah. Bahkan, bisa dibilang Moratti-lah yang paling mencintai Inter dibanding yang lain. Pegorbanan besar pun sudah sering dilakukannya sejak melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan dari Ernesto Pellegrini pada 25 Februari 1995.
Moratti setia mendampingi Inter dalam melalui masa-masa sulit. Hingga memasukiera keemasan sejak medio 2000. Jalinan kasih Moratti dan Inter sudah begitu kuat. Dalam kondisi terpuruk, Inter tetap merasakan ‘belaian’ Moratti. Putra Angelo Moratti itu pun kerap memanjakan Inter, termasuk melalui gelontoran dana belanja hingga 1,178 miliar euro selama 18 tahun masa kepemimpinannya!
Kini, kondisi tak lagi seperti dulu. Isi dompet Moratti pun tak lagi tebal sejak krisis ekonomi melanda sebagian besar negara Eropa. Inter, yang selama ini hidup dari asupan sang patron pun perlahan mulai goyah. Kondisi kian krisis yang berujung keringnya prestasi.
Saat itulah Moratti membuat keputusan mengejutkan, termasuk bagi tifosi Inter. Keputusan yang sekaligus menjadi ujung perjalanan dinasti yang dibangun sang ayah, Angelo Moratti sejak 1955. Moratti merelakan saham 70 persen Inter dijual kepada konsorsium asal Indonesia yang dipimpin pebisnis Erick Thohir. Keputusan yang diyakini memunculkan pro dan kontra dari kalangan fans. Namun, garis hidup Moratti sudah ditentukan melalui pengorbanan itu.
“Ketika Anda mengubah sesuatu dalam hidup, Anda tidak tahu apakah hal itu benar atau salah. Tentunya Anda memiliki sesuatu yang sangat dicintai, tetapi pada satu titik Anda menyadari jika telah menaruh kepercayaan kepada orang yang tepat. Dan saya yakin Erick Thohir adalah sosok yang tepat untuk itu,” bilang pria berusia 68 tahun itu dengan mata berkaca-kaca usai penandatanganan kesepakatan senilai 300 juta euro.
Moratti merasa sudah tak mampu lagi menyuplai segala kebutuhan Inter dalam upaya kembali menjadi klub terbaik dunia. Sementara, Thohir cs menawarkan perubahan positif terhadap masa depan I Nerazzurri. Moratti pun tergerak. Sesuatu yang teramat dicintainya kini terpaksa dilepas. Cinta Moratti bukanlah cinta buta. Dia rela mengorbankan ego dan komitmen demi kepentingan yang lebih besar.
Risiko pun siap dihadapi. Legitimasi kepemimpinan Moratti bisa saja memudar, atau bahkan menghilang. Namun, kecintaannya kepada Inter diyakini tak akan pernah pudar. “Saya mengucapkan terima kasih atas apa yang sudah dilakukannya (Moratti) untuk Inter dan sepak bola pada umumnya. Sekarang, waktunya dia melepas Inter, meski cintanya tak akan berkurang,” ucap mantan pelatih Inter, Jose Mourinho.
Ucapan Mourinho cukup beralasan. Pada saat ini, tak banyak pemilik klub yang memiliki cinta sebesar Moratti kepada Inter. Tak banyak yang mau merugi demi klub yang dicintainya. Mungkin ada, tapi tak banyak. Esensi sepak bola kini telah bergeser ke arah bisnis demi meraup keuntungan berlimpah. Perhitungan untung-rugi pun semakin ketat. Terlebih sejak diberlakukannya sistem Financial Fair Play oleh UEFA.

Apa yang telah dilakukan Moratti membuatnya begitu dicintai fans Inter. Tak sedikit yang menangisi kepergian Moratti. Seperti yang pernah diucapkan legenda asal Brasil, Leonardo, sebuah klub akan sempurna jika memiliki Moratti sebagai presiden dan Adriano Galliani sebagai wakilnya. Saya termasuk yang mengamini klaim mantan pelatih Inter itu. Kedua orang itu memang termasuk paling loyal terhadap klubnya masing-masing.

Saya pun sadar, berpisah dengan hal yang paling dicintai bukan perkara mudah. Terlebih setelah melalui masa-masa sulit bersama selama bertahun-tahun. Karenanya, saya sangat menghargai apa yang menjadi keputusan Moratti. Saya pun coba membesarkan hati sahabat saya yang masih meratapi keputusan terberat dalam hidupnya. “Sebagian mungkin menganggap cinta itu harus diperjuangkan. Sementara yang lain menyebut, cinta tak harus memiliki. Tak ada yang salah dari keduanya. Apapun jalan yang ditempuh, hidup akan terus berlanjut,” ucap saya.
Terkadang, cinta mungkin tak harus saling memiliki, setidaknya itulah ujar-ujar yang sering disebut ketika jalinan asmara harus berakhir dengan perpisahan. Jika perpisahan mampu membuat salah satu bahagia, hal itu pun menjadi bukti sahih keberadaan cinta yang tulus. Sesuatu yang mungkin tak bisa dicerna dengan lapang oleh banyak orang. Sehingga, tak sedikit terus meratap saat harus berpisah dengan seseorang yang dicintai, termasuk saat dipisahkan oleh kematian.

MORATTI DI MATA MEREKA

 


Tentunya, sebagai seorang presiden klub Moratti telah bertemu dengan banyak orang dan juga orang – orang yang telah bertemu dengan Moratti pun memiliki kesan – kesan dan komentar tersenidiri mengenai Moratti. Dan inilah beberapa kesan dan komentar mereka mengenai Moratti yang dihimpun dari berbagai sumber :

  • Alvaro Recoba: “Dia (Moratti) lebih dari seorang pria. Dia adalah ayah, pemimpin bahkan pelindung anda. Dia lah orang pertama anda jika anda menghapadi kesulitan”.
  •  Jose Mourinho: “Dedikasi, integritas, ketulusan, loyalitas, totalitas dan semua yang telah dia beri sangat luar biasa. Jarang ada presiden seperti Moratti.”
  • Javier Zanetti: "Dialah orang yang memberi kepercayaan kepada saya ketika dulu banyak orang yang meragukan saya”.
  • Roberto Mancini: “Moratti yang berani mempercayai saya menjadi pelatih inter dikala saya belum memiliki pengalaman yang cukup.”
  • Ronaldo Luiz: “Saya masih punya hutang kepadanya. Dia adalah pria hebat yang pernah saya temui.”
  • Wesley Sneijder: “Moratti datang membawa harapan dan berhasil meyakinkan saya jika potensi saya masih bisa digali.”
  • Marco Materazzi: “Tidak pernah ada kemarahan atau pun cacian kepada kami saat kami bermain buruk.”
  • Leonardo Araujo: “Walaupun hanya 6 bulan saya bersamanya, namun apa yang telah dia contohkan, member inspirasi bagi saya.”
  • Luis Figo: “Moratti sangat menginginkan saya dan menaruh harapan besar kepada saya dikala tidak ada lagi yang menginginka saya.”
  • Samuel Eto'o: “Dia adalah ayah, pria, presiden terhebat yang pernah saya temui.”
  • Yuto Nagatomo: “Saya belum pernah bertemu presiden seperti Moratti, dia sangat berwibawah namun tidak sombong terhadap anda.”
  • Paolo Maldini: “Apa yang telah dia lakukan dan dia berikan untuk inter sangat luar biasa. Inter layak berbangga memiliki Presiden seperti Moratti.”
  • Pep Guardiola: “Saya memang baru beberapa kali bertemu dengan Moratti, namun dari cara bicaranya dan pembawaannya menunjukkan bahwa Moratti memiliki charisma yang besar.”
  • Giovanni Trappatoni: "Silvio Berlusconi harus mencontoh Moratti dalam segala hal. Baik sebagai seorang pria maupun sebagai seorang president klub.”
  • Diego Maradona: “Disaat inter dihujat atas skandal Calciopoli, dia tetap tenang. Menjawab semuanya tanpa amarah dan emosi. Hal seperti inilah yang harus dicontoh oleh para pemimpin klub.”
  • Fabio Cannavaro: “Jika saya menjadi president sebuah klub suatu hari nanti, saya akan mencontoh gaya kepemimpinan Moratti.”
  • Ultras dan BoySan: “ Kami sangat bangga memiliki president seperti Moratti.”      


1 komentar:

Anonim mengatakan...

(H)

13 November 2013 pukul 08.30

Posting Komentar