Jumat, 08 November 2013

Inter 20 Best Players of All Time


  
Inter benar-benar telah membuktikan bahwa mereka adalah salah satu klub legendaris di dunia sepak bola. Terbukti, Raksasa Italia ini telah memenangkan 18 gelar Scudetto, 7 gelar Coppa Italia, 3 gelar Piala UEFA dan 3 gelar di Liga Champions. Bahkan 3 tahun yang lalu, Inter berhasil mencetak rekor sebagai satu satunya klub Italia yang bisa meraih Treble Winners, Scudetto, Coppa Italia dan Liga Champions hanya dalam satu musim saja. 

Selama meraih masa masa kejayaan tersebut, tentu sudah banyak pemain pemain berkelas dunia yang sudah silih berganti mengenakan Jersey kebanggan Inter, berikut adalah daftar 20 pemain terhebat yang pernah membela panji Biru Hitam:

 20. SAMUEL ETO'O


Karier Samuel Eto'o bersama Inter bisa di bilang cukup singkat. Tapi selama membela Inter, Eto'o tergolong pemain yang cukup produktif dalam menhasilkan gol. 

Selama dua musim membela Inter, semenjak di datangkan dari Barcelona, Eto'o telah mencetak 53 gol dari 101 pertandingan nya bersama Inter di seluruh kompetisi, atau 0,5 gol di setiap pertandingan. Hal tersebut membuktikan bahwa Eto'o bukanlah striker kacangan. Perannya bersama Inter terbilang sangat vital, Eto'o berhasil membawa Inter meraih gelar Treble Winners pada tahun 2010. Setahun kemudian, Eto'o juga menjadi aktor di balik comeback Inter saat membawa Inter lolos ke fase Knockout Liga Champions dengan mengalahkan Bayern di Allianz Arena setelah sebelumnya Inter takluk atas Bayern di kandang sendiri.

19. LUIGI CEVENINI



Luigi Cevenini berada dalam urutan kelima dalam daftar Topr Skorer Inter sepanjang masa. Dalam 190 pertandingan yang di jalaninya bersama Inter, Cevenini total telah mencetak 158 gol.

 I'll let you look at that number for a minute. And just to make that stat sink in a little, that's a .83 goals per game average. Really amazing, right?

Luigi Cevenini berhasil mempersembahkan gelar Scudetto untuk Inter pada musim 1919 - 1920. Selain Inter, Cevenini juga pernah memperkuat Juventus, AC Milan dan Messina. Bersama tiga klub terebut Cevenini juga terbilang bermain cukup baik, tapi masa masa kejayaannya adalah saat ia memperkuat tim Biru Hitam di sisi lain kota Milan. 

 18. JAIR DA COSTA



Jair Da Costa adalah mantan pesepabola asa Brazil, dia adalah salah satu dari kepingan puzzle Catenaccio Inter bersama Herrera yang identik dengan nama La Grande Inter. Jair adalah pemain sayap yang memiliki mobilitas yang tinggi, yang memungkinkan Inter melakukan serangan balik secara cepat dan sigap dalam bertahan. Jair adalah salah satu elemen penting dalam skenario Catenaccio La Grande Inter, Jair juga memiliki peran yang sangat besar ketika Inter mengalahkan Benfica di final Liga Champions pada tahun 1967 dan berhasil membawa pulang gelar Liga Champions untuk yang kedua kalinya.

Terbukti, dengan hengkangnya Jair dari Inter ke AS Roma pada musim 1967-1968 membuat penampilan Inter mengalami penurunan yang sangat drastis. Hanya semusim di Roma, Jair akhirnya kembali ke Inter dan berhasil mempersembahkan 14 gol dari 80 pertandingan yang di jalaninya bersama Inter.
 

17. ZLATAN IBRAHIMOVIC 



Setelah Juventus terdegradasi ke Serie B karna kasus skandal Calciopoli, Ibrahimovic pun akhirnya pindah ke Inter mengikuti jejak Patrick Vieira, rekan satu timnya saat di Juventus yang sudah terlebih dahulu berkostum Nerazzurri. 

Debut Ibrahimovic bersama Inter terbilang cukup manis. Pasalnya, pada laga pertamanya bersama Inter dia berhasil menyumbangkan satu gol dan satu assist. Bersama Ibrahimovic lah Inter mencatatkan rekor yang cukup fantastis di Serie A. Saat itu pada musim 2006-2007, Inter mencetak rekor 17 kemenangan beruntun di Serie A dan rekor raihan poin terbanyak dalam satu musim (97 poin). Dan rekor tersebut masih bertahan di Serie A sampai saat ini.

Bersama Inter, ia berhasil mempersembahkan banyak gelar. Ia juga pernah meraih penghargaan Top Skorer Serie A dan Pemain Asing Terbaik di Serie A. Pada musim terakhirnya bersama Inter, ia berhasil menjadi Top Skorer Serie A dengan raihan 15 gol sebelum akhirnya pinndah ke Barcelona.

Selama membela skuad I Nerazzurri, Ibrahimovic total telah melesakkan 66 gol dari 116 pertandingan yang di jalaninya di semua kompetisi.


16. TARSICIO BURGNICH



Burgnich adalah bulldog dari La Grande Inter, dia bermain pada posisi right-back/sweeper dalam skema Catenaccio. Jika harus di gambarkan, mungkin Gattuso dari AC Milan adalah pemain yang pas dengan karakter Burgnich, mereka sama sama pemain yang bertipikal Agresif.

 Tarsicio Burgnich berada dalam urutan kedelapan dalam daftar pemain Inter dengan caps terbanyak sepanjang masa, denga total 467 caps. 


15. MARIO CORSO



Mario Corso telah menorehkan 94 gol selama 17 tahun kariernya bersama Inter, Ia juga berada di urutan ke enam dalam daftar pemain Inter  dengan caps terbanyak sepanjang masa. Selama 17 tahun membela Inter, Corso telah mengoleksi 502 caps.

Pada masa kejayaannya, Corso di kenal dengan sebutan "God's Left Foot". Tak salah memang gelar tersebut di sematkan kepadanya, karna dia adalah salah satu dari beberapa pemain yang berhasil mencetak banyak gol indah lewat kaki kirinya. He had a reputation of disappearing for long stretches before making one move—whether it was a free kick, chipped shot or slaloming dribble—that would win Enter the match. 

Walaupun begitu, Helenio Herrera (pelatih Inter saat itu) tidak terlalu menyukai Corso karna sikap Corso yang cenderung tidak disiplin. Bahkan, Herrera sempat ingin menjual Corso ke klub lain. Tapi hal tersebut langsung di tolak oleh Angelo Moratti, presiden Inter saat itu.


 14. CHRISTIAN VIERI



Somewhat of a nomad, Christian Vieri was at Inter longer than any other club, and boy was he prolific when he was there.

Selama enam musim bersama Inter, Vieri telah mencetak 123 gol dari 190 capsnya bersama Inter di semua kompetisi. Dengan torehan tersebut, rasanya tak rugi Inter menebus Vieri dari Lazio dengan mahar 32 Juta Poundsterling, yang sempat menjadi rekor transfer termahal pada saat itu.

Bersama Francesco Totti dan Del Piero, Vieri di anggap sebagai striker paling hebat yang pernah dimiliki Italia. Walau hubungannya bersama Inter sempat renggang karena kasus penyadapan telepon, Chirstian Vieri akan tetap di kenang oleh publik Giuseppe Meazza, dan seluruh Interisti tentunya. 


13. JULIO CESAR



Julio Cesar adalah penjaga gawang selama periode paling sukses yang pernah di alami Inter, dia adalah kiper no 1 Inter ketika Inter berhasil meraih lima gelar Sucudetto, tiga gelar Coppa Italia, satu gelar Piala Dunia Antar Klub, and the the crown jewel of Inter's 2010 Treble (Liga Champions).

Pada puncak kariernya, ia sempat di sandingkan dengan Iker Cassilas dari Madrid dan Gianluigi Buffon dari Juventus sebagai tiga kiper terbaik di Dunia. Sayang, setelah kesuksesan di raihnya, kariernya di Inter meredup akibat badai cidera dan akhirnya ia terpaksa di lego ke klub lain.


12. ESTEBAN CAMBIASSO



The bald Argentine isn't going to win any awards for beautiful soccer, but he has formed part of the soul of the Inter team that dominated Italian soccer in the first decade of the 20th century.

Cambiasso di sebut sebut sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik Inter sepanjang masa, sikapnya baik di dalam maupun diluar lapangan tidak pernah mencolok. Walaupun demikian, pemahamannya tentang permainan dan kemampuannya untuk bertahan dan mengendalikan lini tengah Inter tak terbantahkan lagi.

Atas pencapaian baiknya bersama Inter, pada tahun 2008 Goal.com menyebutnya sebagai "Salah satu pemain terhebat yang pernah berseragam I Nerazzurri". Given the contributions Cambiasso has made to Inter over the last eight years, it's very hard to disagree.


11. IVAN CORDOBA 



The recently retired Columbian was a fan favorite at the Giuseppe Meazza, and was an integral part of the Inter defense during the fantastic five-year run that ended with 2010's memorable Treble.  Ivan Cordoba adalah wakil kapten Inter yang sangat di cintai publik Giuseppe Meazza. 

Walaupun tingginya hanya 5.8 ft, Cordoba adalah salah satu bek yang paling efektif selama masa keemasaannya. Bersama Materazzi, Cordoba menjadi duet yang paling sulit untuk ditembus oleh tim lawan, baik di Serie A maupun di kancah Eropa. 

Cordoba mejalani laga terakhirnya bersama Inter pada saat Derby Della Madoninna, setelah pertandingan tersebut, Cordoba di kerumuni oleh rekan rekan satu timnya. Pemain yang telah menjadi salah satu staff di manjamen Inter ini telah mengoleksi 455 caps selama membela panji Biru Hitam.

He was just as adept in front of the opponents' goal as was his defense partner—he scored 18 times for the club in his 13 years.

0 komentar:

Posting Komentar